TEMPO.CO, Jakarta - Sejarah kerajaan di Indonesia membawa keberagaman termasuk dalam hal spiritual. Di Indonesia, terdapat berbagai candi yang merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan. Salah satu yang paling terkenal adalah candi Borobudur di Magelang yang merupakan peninggalan dinasti Syailendra. Berikut 7 candi Buddha di Indonesia dikutip dari berbagai sumber.
Penerbangan lampion pada malam puncak Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2569/2025 di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 12 Mei 2025. Penerbangan lampion bermakna simbol pelepasan penderitaan dan harapan akan kehidupan yang lebih baik. Tempo/Budi Purwanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Candi Borobudur
Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Dinasti Syailendra, candi ini melambangkan perjalanan spiritual seorang Buddha menuju pencerahan. Dengan struktur berlapis-lapis yang menggambarkan kosmos Buddha, Borobudur menarik ribuan wisatawan dan peziarah setiap tahunnya. Relief-relief yang menghiasi dinding candi menampilkan cerita kehidupan Buddha serta ajaran-ajarannya, sementara stupa-stupa yang menjulang di puncak candi melambangkan pencapaian Nirwana.
2. Candi Mendut
Tidak jauh dari Borobudur, terdapat Candi Mendut yang memiliki keindahan dan keistimewaan sendiri. Dibangun pada periode yang sama dengan Borobudur, Candi Mendut menjadi tempat penting dalam perayaan Waisak di Indonesia. Arsitektur yang sederhana namun megah, dihiasi dengan arca Buddha dalam posisi duduk yang tenang, menciptakan suasana damai dan reflektif bagi para pengunjungnya.
3. Candi Muara Jambi
Dikutip dari Muarajambi.com, Candi Muara Jambi merupakan candi terbesar di Asia Tenggara. Candi ini memiliki luas delapan kali lebih besar dari candi Borobudur. Kompleks candi ini memiliki luas 12 kilometer persegi.
Candi ini diklaim sebagai peninggalan Kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya. Di dalam candi, terdapat simpanan sisaan pemukiman kuno abad 9 hingga 10 masehi.
Candi Muara Jambi merupakan aset Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya, zaman Melayu Kuno dan digunakan sebagai pusat perkembangan agama Buddha. Candi ini digunakan dalam bidang budaya, sosial, ilmu pengetahuan, ekonomi, agama, dan pariwisata.
Pembangunan candi ini diperlakukan dilakukan dari abad ke-4 hingga ke-11 masehi. Dulunya candi ini merupakan salah satu kampus atau unicersitas dan bangunannya mirip dengan Universitas Nalanda di India. Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, sekitar tahun 784, para mahasiswa dikirim ke India untuk belajar di Universitas Nalanda.
Candi Banyunibo di Sleman Yogyakarta. Dok. Istimewa
4. Candi Banyunibo
Dilansir dari laman Prambanan.slemankab.go.id, Candi Banyunibo terlet berlokasi di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta. Lokasi Candi Banyunibo terletak tidak jauh dari kompleks Ratu Boko, Candi Ijo, dan Candi Barong.
Nama Candi Banyunibo berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu “banyu” yang berarti air, dan “nibo” yang berarti menetes. Dengan demikian, Banyunibo bermakna air yang jatuh atau menetes. Meskipun demikian, tidak ada tetesan atau sumber air di sekitar candi ini.
Candi ini memiliki ukuran 15,3 x 14,25 meter dan tinggi 14,25 meter. Atap candi ini setinggi 2,75 meter. Candi ini memiliki ruangan di dalamnya yang dapat dimasuki oleh pengunjung. Pengunjung yang dapat masuk pada ruangan tersebut dibatasi maksimal lima orang dengan durasi 15 menit.
Candi bercorak Buddha ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan dibangun pada sekitar abad ke-9. Corak Buddha pada candi ini dapat dilihat dengan keberadaan stupa di atas candi dengan tinggi 3,5 meter.
5. Candi Jiwa
Candi Jiwa merupakan terletak di Kawasan candi Batujaya. Saat ditemukan, situs Candi Jiwa masih berupa unur yang dikenal dengan nama Unur Jiwa. Penamaan Candi Jiwa berasal dari cerita rakyat bahwa saat daerah ini sering mengalami musibah banjir banyak penduduk yang memanfaatkan candi yang ketika masih berupa gundukan tanah, untuk menyelamatkan binatang ternak. Namun, selang beberapa hari binatang tersebut bukannya aman, tapi hewan tersebut mati atau hilang jiwanya. Candi Jiwa adalah bangunan keagamaan Buddha yang berasal dari abad 4–5 Masehi.
6. Candi Sewu
Candi Sewu, kompleks candi Buddha terbesar kedua di Jawa setelah Borobudur, menjadi saksi bisu kejayaan arsitektur Jawa pada masa lampau. Dibangun pada abad ke-8 Masehi, candi ini menyajikan ratusan stupa yang tersebar dalam lingkungan yang luas. Meskipun sebagian besar candi-candi ini telah mengalami kerusakan, namun keindahannya tetap memukau. Relief-relief yang menghiasi dinding candi menggambarkan berbagai cerita dari ajaran Buddha, memperkaya pengalaman spiritual para pengunjung.
7. Candi Kalasan
Candi Kalasan, dengan kehadiran megahnya, menggambarkan perpaduan gaya arsitektur India dan Jawa yang unik. Dibangun pada abad ke-8 Masehi oleh Dinasti Syailendra, candi ini menampilkan relief-relief halus yang mengisahkan kisah-kisah dari kehidupan Buddha sebelum dia mencapai pencerahan.
Arsitektur Candi Kalasan menunjukkan pengaruh yang kuat dari gaya arsitektur India, terutama dalam bentuk stupa yang menjulang tinggi di atas bangunan candi. Meskipun telah mengalami berbagai kerusakan akibat perubahan cuaca dan kerusakan struktural, upaya pelestarian dan perawatan terus dilakukan untuk menjaga keaslian dan keindahan Candi Kalasan.