Kenapa Gempa Bengkulu Kali Ini Bisa Merusak Banyak Bangunan?

7 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa M6,0--diupdate dari info awal M6,3--di Bengkulu menyebabkan sedikitnya 140 unit rumah serta sejumlah fasilitas umum rusak pada Jumat dinihari, 23 Mei 2025. Memiliki episentrum di laut, 47 kilometer barat daya Kota Bengkulu, dampak kerusakan gempa itu tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, dan Kabupaten Seluma.

Dalam penjelasan yang diberikannya, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut yang terjadi adalah gempa intraslab. Kekuatan yang terukur sampai Magnitudo 6,0 itu diduganya karena sudah cukup lama tak tercatat gempa intraslab di kawasan tersebut. Data BMKG menyebut guncangan gempa dinihari tadi terukur sampai skala IV-V MMI di banyak wilayah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada skala V MMI, getaran gempa bisa dirasakan oleh hampir seluruh penduduk di daerah tersebut. "Gempa intraslab memang memiliki karakter guncangan yang lebih kuat daripada gempa dengan kekuatan yang sama dari sumber lain," katanya saat dihubungi, Jumat siang.

Lebih detail, Daryono menerangkan pusat gempa di kedalaman 84 kilometer berlokasi di dalam lempeng benua yang tersubduksi, di bawah zona tumbukan antar lempeng atau Zona Megathrust, yang disebut Zona Benioff. Menurutnya, jenis gempa seperti ini cenderung memiliki 'stress drop' tinggi, artinya energi dilepaskan secara tuntas dan biasanya tidak diikuti gempa susulan. 

"Hingga siang ini, belum terdeteksi adanya aftershock," kata Daryono sambil menambahkan, "Energinya sudah rilis habis."

Posisi pusat gempa M6,0 di Bengkulu yang terjadi pada Jumat dinihari, 23 Mei 2025, di antara sebaran seismisitas di sekitarnya sepanjang 1963-2024. Gempa terkini termasuk jenis gempa intraslab yang berbahaya. Sumber: BMKG

Diterangkannya dalam jumpa pers sebelumnya, zona intraslab memiliki batuan yang homogen. Ini berbeda dari zona-zona aktif gempa lainnya yang berpotensi menghasilkan gempa susulan dalam jumlah besar.
 
“Karakter gempa intraslab ini memiliki getaran yang kuat tetapi tidak menyebabkan deformasi dasar laut, sehingga tidak menimbulkan tsunami,” kata Daryono menambahkan. 

Gempa intraslab bukan kali pertama terjadi dan bukan hanya di Bengkulu. Contoh peristiwa gempa serupa sebelumnya terjadi pada 27 April 2024 yang berdampak merusak di Garut dan Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Saat itu gempa berkekuatan M6,2 datang dari Samudra Indonesia. Berada 156 kilometer arah barat daya Garut dan kedalaman 70 kilometer, pusat gempa berada dalam lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat.

Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano menilainya intraslab earthquake sebagai gempa yang berbahaya. Salah satu alasannya, lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar. 

Irwan membandingkan gempa intra-slab itu dengan gempa megathrust. Lokasi sumber gempa megathrust menurutnya jauh dari daratan, namun berpotensi menimbulkan tsunami. "Sumber gempa di perairan selatan Jawa Barat tidak hanya megathrust melainkan juga lindu dari dalam lempeng yang membuat kerusakan signifikan," katanya menjelaskan.

Anwar Siswadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |