Kisah Maju-Mundur Mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo

5 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membatalkan mutasi Letnan Jenderal Kunto Arief Wibowo dan enam perwira lainnya. Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554.A/IV/2025 tertanggal 30 April 2025 yang mengatur pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan Letjen Kunto Arief Wibowo dan enam perwira lain masih dibutuhkan kemampuanya untuk menjabat di posisi saat ini. Sehingga, pimpinan TNI merasa perlu menangguhkan mutasi mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ada beberapa perwira dibutuhkan saat ini sesuai kebutuhan saat ini. Sehingga pimpinan TNI merasa perlu menangguhkan digantikan dengan gerbong lain,” kata dia dalam konferensi pers secara daring pada Jumat, 2 Mei 2025.

Maju Mundur Mutasi Letjen Kunto Arief

Melalui Keputusan Panglima Nomor Kep/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025, Letjen Kunto dirotasi dari jabatannya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I menjadi Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Sebelum mutasi dilakukan, Forum Purnawirawan Prajurit TNI mengeluarkan 7 poin sikap terhadap pemerintahan Prabowo, salah satu tuntutannya adalah pencopotan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden. Mereka menilai Gibran melanggar hukum beracara di Mahkamah Konstitusi dan Kekuasaan Kehakiman pada proses pencalonannya di pemilihan presiden lalu. 

Pernyataan sikap itu ditandatangani oleh 103 jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, 91 kolonel, serta diketahui langsung mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, yang merupakan ayah Letjen Kunto.

Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan mutasi Kunto Arief Wibowo sarat kepentingan politik. Purnawirawan mayor jenderal TNI AD ini menyayangkan adanya pengaruh politik dalam proses mutasi perwira tinggi TNI.

Ia menyoroti munculnya spekulasi publik bahwa pergantian Letjen Kunto berkaitan dengan pernyataan mantan wakil presiden, Jenderal (Purn.) Try Sutrisno, dan keterlibatan mantan ajudan mantan presiden Joko Widodo sebagai calon pengganti.

“Pergantian Letjen Kunto Arief, lalu beberapa hari kemudian dibatalkan melalui surat keputusan baru, menunjukkan bahwa TNI terlalu mudah digoyah oleh urusan-urusan politik,” ujar TB Hasanuddin, dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu, 3 Mei 2025.

Kristomei menjelaskan penangguhan penempatan jabatan terhadap Letnan Jenderal Kunto Arief Wibowo tak berkaitan dengan sikap ayahnya, Try Sutrisno. Ia mengatakan masih adanya perwira yang memiliki tugas di organisasi, maka Panglima TNI bersama Kepala Staf memutuskan untuk menangguhkan mutasi secara keseluruhan. Penangguhan penempatan, kata dia, tidak bisa dilakukan meski hanya satu perwira yang dinyatakan masih memiliki tanggungan tugas di organisasi sebelumnya.

"Tidak ada kaitannya dengan isu-isu di luar TNI atau sikap purnawirawan," kata Kristomei dalam telekonferensi, Jumat, 2 Mei 2025.

Mantan Wakil Presiden Jenderal (Purn) Try Sutrisno menegaskan tak ingin mencampuri jalan karier anaknya, Letjen Kunto Arief Wibowo, di instansi kemiliteran. Dia mengatakan, sejak Kunto mengawali kariernya di militer hingga menjadi perwira tinggi berpangkat Letnan Jenderal, ia tak pernah sedikit pun cawe-cawe.

"Saya tidak ikut campur. Karier anak saya itu prestasi dia," kata Try kepada Tempo di kediamannya, di Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 1 Mei 2025.

Ia mengatakan, mutasi hingga penangguhan penempatan yang dilakukan terhadap Kunto, merupakan urusan pimpinan TNI dan menjadi hal yang lazim terjadi. Dia mengatakan Panglima TNI memiliki kewenangan penuh untuk menempatkan prajurit di mana saja, bahkan hingga melakukan pencopotan jabatan.

"Tentara biasa diganti, jangan dikait-kaitkan. Saya tidak peduli, tidak mau urus itu," ujar Try.


Eka Yudha Saputra, Sapto Yunus, dan Andi Adam Faturahman turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |