TEMPO.CO, Jakarta - Provinsi Sumatera Selatan bersiap-siap menghadapi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Dari pantauan satelit, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melihat ada peningkatan jumlah titik panas (hotspot). Jumlahnya sudah mencapai 523 titik.
Bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan ini berpotensi merugikan kesehatan manusia karena kualitas udara menjadi buruk. Berikut panduan menjaga kesehatan kala kualitas udara menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum beraktivitas di luar rumah, cek Air Quality Index (AQI) di daerahmu. Jika angkanya sudah melebihi 150, apalagi 300 itu pertanda bahaya. Jika tak terlalu penting, lebih baik tetap di rumah. Jangan memaksakan olahraga atau aktivitas di luar saat kualitas udara buruk. Mengecek AQI dapat dilakukan melalui iqair.com, kamu hanya perlu mengetik daerah tempat tinggalmu pada laman pencariannya.
Saat berada di rumah, tutup rapat semua jendela dan pintu. Polusi kebakaran hutan dan lahan dapat masuk melalui celah kecil, jadi periksa juga bawa pintu. Bila ada celah, kamu dapat menutupnya dengan handuk basah. Guna meminimalisir asap yang sudah masuk ke dalam rumah, kamu bisa menggunakan air purifier dengan High-Efficiency Particulate Air (HEPA) filter. Sesuaikan dengan ukuran ruangan, dengan penyaring udara dapat memisahkan udara kotor yang masuk.
Jangan menambah polusi udara dalam rumah dengan merokok atau kegiatan yang mengeluarkan asap. Misalnya menyalakan lilin, membakar dupa, atau menggoreng makanan yang mengeluarkan asap berlebihan. Bahkan, hindari penggunaan penyedot debu karena dapat mengaduk debu ke udara.
Jika terpaksa beraktivitas keluar atau ada urusan mendesak, gunakan masker yang tepat. Masker kain atau medis kurang efektif untuk tangkas partikel asap. Pilih masker N95 atau KN95 yang dapat menyaring partikel halus. Pilih masker yang pas digunakan, tak terlalu besar atau kekecilan. Pastikan hidung dan mulut juga tertutup rapat.
Makan makanan bergizi yang bersifat anti-inflamasi seperti buah beri, sayur-sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Sehingga dapat membantu tubuh melawan efek radikal bebas dari polusi asap. Serta sering minum air yang cukup dapat membantu tenggorokan dan saluran napas yang kering. Pastikan tubuh tetap terhidrasi.
Yuni Rohmawati berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Lemahnya Pengawasan Galian Tambang. Apa Sebabnya?