15 Negara dengan Angka Kelahiran Tertinggi Versi World Bank

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai April 2026, pemerintah Jepang berencana menggratiskan biaya persalinan di seluruh rumah sakit sebagai bagian dari upaya besar-besaran menanggulangi krisis angka kelahiran yang kian merosot. Kebijakan baru ini diharapkan akan membantu meringankan beban pasangan muda dan mendorong lebih banyak keluarga untuk memiliki anak.

Saat ini, biaya rata-rata persalinan di Jepang mencapai ¥ 518.000 (sekitar Rp 56 juta), sementara subsidi yang diberikan pemerintah hanya sebesar ¥ 500.000. Dalam hampir separuh kasus antara Mei 2023 dan September 2024, subsidi ini tidak cukup menutupi seluruh biaya melahirkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Independent, langkah ini muncul di tengah kekhawatiran, karena 2024 menjadi tahun dengan angka kelahiran terendah di Jepang sejak pencatatan dimulai 125 tahun lalu, yaitu hanya 720.988 bayi lahir, turun 5 persen dibanding tahun sebelumnya.

Jepang yang lebih dari 30 persen populasinya berusia di atas 65 tahun, kini menjadi contoh ekstrem negara maju yang menghadapi penurunan populasi drastis. Namun, situasi ini sangat berbanding terbalik di banyak negara berkembang, terutama di Afrika, yang justru menghadapi tantangan akibat tingginya tingkat kelahiran.

Negara dengan Tingkat Kelahiran Tertinggi

Berdasarkan data dari World Bank atau Bank Dunia, berikut 15 negara dengan tingkat kelahiran tertinggi di dunia pada 2024, yang dinyatakan dalam jumlah rata-rata anak per perempuan.

  1. Niger – 6,64
  2. Angola – 5,7
  3. Republik Demokratik Kongo – 5,49
  4. Mali – 5,35
  5. Benin – 5,34
  6. Chad – 5,24
  7. Uganda – 5,17
  8. Somalia – 5,12
  9. Sudan Selatan – 5,09
  10. Burundi – 4,9
  11. Guinea – 4,78
  12. Mozambik – 4,66
  13. Guinea-Bissau – 4,62
  14. Nigeria – 4,52
  15. Sudan – 4,47

Kebanyakan negara ini berada di kawasan Sub-Sahara Afrika, di mana faktor-faktor seperti rendahnya penggunaan kontrasepsi, pernikahan usia dini, minimnya pendidikan perempuan, dan nilai sosial terhadap jumlah anak yang besar masih mendominasi kehidupan masyarakat.

Dampak Tingginya Kelahiran

Tingginya angka kelahiran menjadi tantangan besar bagi negara-negara dengan infrastruktur dan ekonomi yang belum siap menghadapi pertumbuhan penduduk yang cepat. Ledakan jumlah penduduk bisa memperparah kemiskinan, memperbesar beban sistem pendidikan dan kesehatan, serta mengganggu pembangunan jangka panjang.

Sebagai contoh, dilansir dari World Population Review, Pakistan memiliki tingkat kelahiran 3,4. Angka ini bukan yang tertinggi, namun cukup tinggi untuk menimbulkan tekanan pada sumber daya yang terbatas. Sekolah, fasilitas kesehatan, dan layanan dasar lainnya kewalahan menghadapi laju pertumbuhan penduduk yang cepat.

Di sisi lain, negara-negara dengan angka kelahiran minimalis, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan menghadapi tantangan yang sama beratnya, namun berbanding terbalik, seperti populasi menua, kekurangan tenaga kerja, dan ancaman terhadap keberlanjutan ekonomi nasional.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |