Aturan Pungutan Ekspor akan Diumumkan Pekan Ini

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan akan segera membahas aturan soal pungutan ekspor (PE) dengan jajarannya. Kebijakan ini juga direncanakan akan diumumkan pekan ini.

Budi mengatakan, pungutan ekspor kelapa diperlukan untuk mengurangi kuantitas ekspor komoditas itu ke luar negeri, khususnya Cina. Besarnya jumlah ekspor mengakibatkan kelapa langka dan harganya melejit di dalam negeri. “Minggu ini kami menetapkan pungutan ekspor. Kami pakai mekanisme ini dulu,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin, 19 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keputusan ini sekaligus mengurungkan rencana moratorium ekspor kelapa yang dapat mengemuka. Budi beralasan, ekspor menguntungkan bagi petani karena harganya yang bagus. Tugas pemerintah, ujar dia, menyeimbangkan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor. “Jangan sampai pasar di dalam negeri, kebutuhan para industri juga terganggu,” ujar eks Sekretaris Jenderal Kemendag ini.

Ihwal jumlah kelapa berkualitas di dalam negeri yang berkurang, Budi mengatakan pasokan kelapa bulat sebenarnya banyak. Tapi karena permintaan ekspor tinggi dan harganya bagus, para petani memilih untuk mengekspor. Karena itu, pasokan di dalam negeri menjadi berkurang.

Dengan adanya pungutan ekspor, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan jumlah kelapa yang diekspor akan berkurang. Jika tak semua kelapa diekspor, ia meyakini masih banyak stok kelapa dalam negeri yang berkualitas. “Nanti kami atur dengan pungutan ekspor ini,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan sebelumnya memastikan pemerintah tak akan menghentikan ekspor kelapa kendati stok dalam negeri menipis. Pasalnya, petani menangguk keuntungan dari harga kelapa yang tinggi. “Enggak ada (setop ekspor kelapa). Petaninya lagi untuk banyak sekarang, bagus," ujar Zulhas saat ditemui usai pembukaan pameran World of Coffee 2025 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.

Menanggapi harga kelapa dalam negeri yang melejit, ia mengatakan hal itu bagus untuk petani. Ia menyarankan sebagai solusinya, agar produksi kelapa terus ditingkatkan untuk menekan harga. “Ya baguslah untuk petani, ya. Solusinya tanam yang banyak,” ujar politikus PAN ini.

Zulhas mengungkap, kelapa produksi dalam negeri kebanyakan diekspor ke Cina. Di sana. permintaan meningkat karena kelapa diolah menjadi susu. "Kelapa sekarang langka karena diolah jadi susu. Jadi di Tiongkok sekarang orang minum kopi bukan pakai susu, tapi pakai santan kelapa. Jadi kelapa mahal sekarang," ujar Zulhas.

Kini, Zulhas mengatakan pemerintah akan memperhatikan kelapa secara lebih serius. Komoditas perkebunan lain juga akan diperhatikan, seperti kopi dan cokelat yang harganya juga tengah bagus. "Kami sekarang concern juga terhadap perkebunan yang sangat menguntungkan," ujar Zulhas.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |