Cuaca Sepekan ke Depan, Awas Hujan Sangat Lebat-Ekstrem di Jawa Timur

3 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - BMKG memberi peringatan dini cuaca hujan sangat lebat hingga ekstrem untuk wilayah Jawa Timur di periode 20-22 Mei 2025. Peringatan dini berupa status 'Awas' itu tercantum dalam Prospek Cuaca Mingguan periode terkini yang dirilis Direktorat Meteorologi Publik BMKG.

Selain Jawa Timur, sejumlah wilayah lain diimbau 'Siaga' karena potensi hujan lebat-sangat lebat. Imbauan ini tertuju kepada Banten, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun peringatan dini akan angin kencang diberikan BMKG kepada wilayah Maluku dan Nusa Tenggara Timur untuk periode yang sama.

Kondisinya berbeda untuk periode 23-26 Mei mendatang. BMKG tak menerbitkan imbauan Awas ataupun Siaga sama sekali. Hanya disampaikan perlunya kewaspadaan akan adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang.

Wilayahnya mencakup antara lain Aceh, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. 

Aceh, Kep. Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Menurut prakiraan BMKG, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) konsisten berada di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Selain itu, aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan Kelvin juga akan memasuki wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. 

Itu semua sejatinya menunjukkan potensi curah hujan yang cenderung meningkat. "Mengingat MJO dan gelombang-gelombang atmosfer tersebut membawa lebih banyak awan hujan dan berpotensi menyebabkan curah hujan di atas normal pada sebagian wilayah."

Begitu juga ada sirkulasi siklonik yang diprediksi terbentuk di Laut Cina Selatan, Laut Maluku, dan perairan utara Maluku Utara. Sirkulasi siklonik bisa membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) yang memacu pertumbuhan awan hujan. 

Namun, BMKG juga mengungkap adanya pergerakan massa udara kering dari benua Australia seiring dengan masuknya musim kemarau. Kondisi ini juga memicu peningkatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan, serta kenaikan tinggi gelombang di Samudra Hindia Barat Daya Lampung hingga Selatan NTT, Laut Timor, dan Laut Arafuru.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |