INFO NASIONAL – Komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta dalam menata kampung-kampung padat penduduk kembali ditegaskan melalui aksi nyata di lapangan. Salah satunya terlihat dari kunjungan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Basri Baco bersama Gubernur Pramono Anung ke Kampung Menteng Tenggulun, RW 01 Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 15 Mei 2025 lalu.
Kampung di Jakarta bukan sekadar kawasan permukiman padat, tetapi warisan sejarah dan budaya yang telah ada sejak masa Kesultanan Banten dan Jayakarta sebelum 1619. Seiring perkembangan kota, kampung-kampung ini mengalami transformasi dari kawasan tradisional menjadi area permukiman yang padat, namun tetap memiliki identitas sosial yang kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Pramono dan Basri Baco melihat langsung kondisi fasilitas dasar di permukiman padat tersebut. "Atas nama warga, kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan program yang menyentuh langsung wilayah padat seperti ini," ujar Basri Baco.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kualitas kawasan tersebut mencakup perbaikan Balai RW, fasilitas mandi-cuci-kakus (MCK), sistem drainase, hingga pembangunan septic tank komunal. Langkah-langkah ini dinilai penting untuk mewujudkan permukiman yang layak, sehat, dan manusiawi.
DPRD DKI Jakarta, menurut Basri, siap mengawal dan memperkuat program-program pembenahan kampung yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. “Kalau perlu, anggarannya akan kami tambah agar kegiatan kemasyarakatan bisa lebih luas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Basri berharap perubahan signifikan benar-benar terwujud selama lima tahun masa kepemimpinan Gubernur Pramono. Ia optimis bahwa pembenahan kampung tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup warga, tetapi juga memperkuat kohesi sosial di tengah tantangan urbanisasi.
“Kalau kampung padat berubah lebih baik, masyarakat akan makin bahagia,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Pramono Anung menyampaikan komitmen untuk melakukan pembenahan di 55 RW yang telah dikategorikan sebagai kawasan padat dan memerlukan peningkatan fasilitas dasar. Ia menekankan bahwa program ini bukan sekadar kosmetik, tetapi upaya menyeluruh untuk membangun Jakarta yang lebih inklusif dan manusiawi.(*)
