Karhutla Lahap Kebun Sawit dan Mineral di Sumatera, Ada Faktor Cuaca Panas

1 day ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa insiden kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa lokasi selama sepekan terakhir. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan kebun sawit di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, sempat terbakar pada Ahad sore, 25 Mei 2025.

“Api cepat membesar, dipicu cuaca yang cukup panas dan angin yang cukup kencang,” katanya dalam keterangan tertulis pada Kamis, 29 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Muhari, kondisi kering kebun sawit dan lahan gambut yang ada di Kecamatan XIV Koto, Desa Rawa Mulya, Mukomuko, membuat api cepat merambat. Sampai keterangan resmi BNPB ini ditulis, kata dia, polisi setempat masih mencari penyebab sumber api di lahan tersebut.

Tidak ada korban jiwa dari karhutla itu. Namun, ada 15-20 hektare lahan sawit yang habis dilalap api. Sampai Rabu, 28 Mei lalu, pemadaman oleh tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko dan tim gabungan masih berjalan. Tim tersebut menggali sumur air sedalam 2-2,5 meter untuk menyokong pemadaman api.

Merujuk catatan BNPB, karhutla juga melahap 30 hektare lahan mineral di Desa Andaleh, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Kebakaran terdeteksi sejak Senin siang, 26 Mei. Api ditengarai muncul akibat cuaca panas ekstrem.

“Medan yang sulit dijangkau dan keterbatasan pasokan air menjadi tantangan besar dalam upaya pemadaman,” ujar Muhari, dikutip dari Antara.

Bencana di Masa Pancaroba

Tim BNPB sebelumnya meminta masyarakat dan pemerintah daerah mewaspadai potensi bencana yang muncul bersamaan saat kemarau basah, yaitu banjir dan karhutla. Menurut Muhari, beberapa daerah masih rentan diguyur hujan intensitas sedang hingga lebat.

“Di saat yang sama, ada wilayah yang mengalami cuaca kering dan suhu tinggi,” kata dia.

Daerah yang dirundung risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir bandan dan tanah longsor, meliputi sebagian besar Sumatera bagian barat dan tengah, Jawa, Bali, dan wilayah Nusa Tenggara. Selain itu juga di Kalimantan Tengah dan Timur, Sulawesi Tengah, serta Papua bagian barat.

Adapun risiko karhutla akibat suhu kering pada dasarian ketiga Mei 2025 ada di di Riau, Kalimantan Barat, dan sebagian Sumatera Selatan. Cuaca kering ini mencapai puncaknya pada Juli hingga awal Agustus 2025.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |