Pertumbuhan Kredit Melambat, BI Dorong Perbankan Turunkan Suku Bunga

2 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga agar penyaluran kredit meningkat. Gubernur BI Perry Warjiyo melaporkan pertumbuhan kredit pada April 2025 tumbuh sebesar 8,8 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan kredit sebesar 9,16 persen pada Maret 2025. Menurut perkiraan BI, pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 akan berada pada kisaran 8–11 persen, menurun dari perkiraan bulan lalu yang berada di kisaran 11-13 persen.

Perry mengatakan, pada April 2025, suku bunga deposito satu bulan tercatat berada di level 4,83 persen. Angka ini meningkat dari 4,81 persen pada awal Januari 2025. “Dengan kecenderungan sejumlah bank menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dari yang dipublikasikan,” ucap Perry dalam konferensi pers pada Rabu, 21 Mei 2025. Selain itu, kata dia, suku bunga kredit juga masih relatif tinggi yaitu 9,19 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BI juga mendorong kecukupan likuiditas dan melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui beberapa kebijakan. Mulai 1 Juni 2025, Bank Indonesia akan meningkatkan Rasio Pendanaan Luar Negeri (RPLN) dari maksimum 30 persen menjadi 35 persen dari modal bank. Kebijakan ini bertujuan agar bank bisa meningkatkan sumber pendanaan dari luar negeri.

Kedua, BI akan menurunkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Untuk bank konvensional, PLM diturunkan dari 5 persen menjadi 4 persen. Kemudian untuk bank syariah, PLM diturunkan dari 3,5 persen menjadi 2,5 persen. Penurunan rasio PLM akan berlaku mulai 1 Juni 2025.

Deputi Gubernur BI Juda Agung menjelaskan, penurunan pertumbuhan kredit selama dua bulan terakhir lebih banyak disebabkan oleh faktor permintaan. Tapi di samping itu, BI juga memandang ada keterbatasan dari sisi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga.

BI sendiri memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan menjadi 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur Mei 2025. Juda mengatakan, penurunan BI rate diharapkan bisa tertransmisi ke penurunan suku bunga lending. “Sehingga diharapkan sektor riil korporasi maupun rumah tangga juga akan meminta (pinjaman), karena lebih murah biayanya kalau pinjam dari bank,” ucap Juda.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |