LBH Bandung Kritik Penangkapan 21 Suporter Persikas di Acara Dedi Mulyadi

1 day ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung mengkritik penangkapan terhadap 21 orang suporter klub lokal Perserikatan Sepakbola Indonesia Kabupaten Subang (Persikas). Para suporter sempat ditangkap setelah membentangkan spanduk bertuliskan “Selamatkan Persikas” di acara “Abdi Nagri Nganjang Ka Warga” bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Rabu, 28 Mei 2025. Kini, para suporter Persikas itu sudah dibebaskan.

Direktur LBH Bandung Heri Pramono mengatakan para suporter hanya diperiksa dalam waktu semalam pada Kamis, 29 Mei lalu. “Sudah dilepas, semalam saja diperiksanya,” kata Heri saat dihubungi pada Sabtu, 31 Mei 2025.
 
Kepolisian Resor (Polres) Subang membenarkan pemulangan para suporter lewat unggahan di akun Instagram resminya, @polres_subang. Mereka berkata para suporter ditangkap untuk keperluan “pendataan”, dan memastikan tidak ada lagi pemanggilan setelah itu. 
 
“Malam itu juga sebagian suporter dipulangkan. Adapun keesokan harinya, beberapa orang dipanggil kembali hanya karena proses pendataan, setelah itu mereka dipulangkan ke orang tua masing-masing, dan tidak ada lagi pemanggilan,” kata Polres Subang ketika dihubungi lewat Instagram, Sabtu.
 
LBH Bandung menilai penangkapan tersebut merupakan bentuk pembungkaman suara rakyat dan kemunduran demokrasi di tingkat lokal. “Kami mengecam keras tindakan represif yang dilakukan aparat terhadap aksi damai tersebut,” kata LBH lewat keterangan tertulis.
 
Heri berpandangan spanduk bertuliskan “Selamatkan Persikas” yang dibawa oleh para suporter bukan merupakan bentuk provokasi, melainkan aspirasi rakyat Subang. Klub lokal tersebut dikabarkan akan dijual. Beberapa suporter Persikas lantas membentangkan spanduk tersebut ketika Dedi mengisi acara di panggung.
 
Menurut kronologi dari LBH Bandung, polisi menangkap 21 orang pada pukul 22.00 WIB, setelah mereka membentangkan spanduk. Tiga di antara suporter yang ditangkap, diduga anak di bawah umur  Personel Kepolisian Sektor (Polsek) Ciasem membawa mereka ke kantor polisi sekitar pukul 23.30.
 
LBH Bandung mengatakan, para suporter ditangkap tanpa ada dasar dan bukti permulaan bahwa telah terjadi dugaan tindak pidana. “Sebanyak 21 orang dimintai keterangan di Polsek Ciasem tanpa ditawari apakah akan didampingi penasihat hukum atau tidak. Salah satu dari mereka mengaku bahwa ada pemaksaan untuk mengakui sesuatu yang bukan kebenarannya,” ujar Heri.
 
Adapun proses pemeriksaan dilakukan sampai sekitar pukul 04.00 dini hari, sebelum akhirnya sebagian suporter dipulangkan ke rumah masing-masing. Namun, sekitar pukul 11.00 siang pada 29 Mei 2025, mereka kembali dijemput oleh Unit Jatanras Satreskrim Polres Subang. Menurut LBH, pemanggilan dilakukan tanpa surat penangkapan atau surat panggilan yang patut sesuai hukum. 
 
“Kemudian (suporter) menandatangani dokumen pemeriksaan tanpa diberi tahu tujuan pemeriksaan tersebut mengenai apa. Ponsel milik para suporter pun diambil oleh polisi tanpa dasar, salah satu dari ponsel tersebut bahkan diminta untuk dibuka secara paksa,” ujar Heri.
 
LBH Bandung menilai kepolisian telah melakukan penangkapan sewenang-wenang terhadap 21 orang suporter Persikas. Penangkapan itu dikhawatirkan bakal menciptakan “iklim represif terhadap kebebasan berekspresi dan berpendapat”.
 
Seharusnya, menurut lembaga bantuan hukum itu, polisi mematuhi Peraturan Kepala (Perkap) Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009. Peraturan itu mendikte polisi dilarang melakukan penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang dan tidak berdasarkan hukum, serta penghukuman dan/atau perlakuan tidak manusiawi yang merendahkan martabat manusia.
 
“Penangkapan yang dilakukan tanpa adanya tuduhan jelas dan prosedur yang menyimpang dari aturan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan juga sebuah bentuk penyelewengan kewenangan yang dimiliki oleh sebuah institusi negara,” ujar Heri.
 
Amarah KDM kepada Suporter Persikas

Sebelum para suporter ditangkap, Dedi Mulyadi sempat meluapkan amarah terhadap para suporter Persikas yang menginterupsi acaranya. Kejadian itu terekam dalam video yang tersebar luas di media sosial.
 
Acara yang ditayangkan di kanal YouTube Humas Jabar ini awalnya berjalan tertib dan meriah, dengan hiburan dari komedian Sunda, Kang Ohang. Namun situasi berubah ketika beberapa suporter Persikas Subang menyuarakan aspirasi mereka dengan membentangkan spanduk penolakan terhadap penjualan klub tersebut.
 
Dedi menegaskan posisinya lewat pesan singkat pada Jumat, 30 Mei 2025. Ia menyatakan, “Urusan Persikas urusan bupati, bukan urusan gubernur. Enggak boleh bantu klub profesional dengan menggunakan uang negara,” kata dia saat dimintai konfirmasi.
 
Kemarahan KDM—sapaan Dedi Mulyadi—terjadi saat acara berlangsung. Saat ia terdiam sejenak, suasana menjadi hening. Tiba-tiba, KDM berdiri dari tempat duduk dan meluapkan amarah sambil menunjuk ke arah para suporter Persikas.
 
“Hei, ini forum saya, bukan forum Persikas. Ini forum saya dengan rakyat bukan dengan Persikas. Anak muda gak punya otak kamu! Saya tidak terima Anda, saya cari kamu,” ucap KDM dalam video yang diunggah oleh Humas Jabar.
 
Di sisi lain, seorang perwakilan suporter menyampaikan keinginan warga untuk menyaksikan Persikas kembali berlaga di Liga 2. “Harapan besar sebagian warga Subang menanti kehadiran Persikas untuk kembali di Liga 2. Ini hiburan sepak bola untuk tanah kita sendiri,” ujarnya.
 
Menanggapi hal tersebut, Bupati Subang Reynaldi Putra Andita memberikan penjelasan melalui akun Instagram pribadinya, @reynaldyputraofficial. Ia menyatakan, “Pertama, saya ingin menyampaikan bahwa saya pun kecewa dan tidak terima Persikas dijual. Cuma ada yang perlu teman-teman tahu, bahwa Persikas itu merupakan sebuah PT atau perusahaan dan mempunyai manajemen sendiri, tidak berada dibawah naungan pemerintah daerah.”
 
Ia menjelaskan, pemda memang tidak diperbolehkan mendanai klub yang telah berbentuk perusahaan. “Sehingga ini harus dicermati oleh semua. Saya akan membantu dengan cara saya, selama ini saya tidak diam. Saya mencoba link lewat relasi saya untuk mencari sponsor Persikas tapi hari ini belum ada,” katanya.

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |