Abdul Mu'ti: Penerapan Kurikulum AI Tunggu Harmonisasi Kementerian Hukum

3 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyatakan semua persiapan teknis ihwal penyusunan mata pelajaran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan Coding telah rampung 100 persen. Dia menyebut bahkan naskah akademik itu pun sudah selesai di uji publik di Australia.

"Kami sudah selesai naskah akademiknya, uji publik sudah selesai, pencapaian pembelajarannya juga sudah. Sekarang tinggal menunggu terbitnya peraturan menterinya,” kata Abdul Mu’ti saat ditemui di kantornya usai menggelar agenda Jalan Sehat bersama ratusan murid dan guru pada Ahad, 18 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mu'ti menuturkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) baru akan diterbitkan setelah Kementerian Hukum memberikan hasil analisis mengenai keselerasan kurikulum dengan aspek hukumnya. "Jadi sekarang tahapnya masih dalam harmonisasi di Kementerian Hukum. Kalau sudah terbit, insyaallah kita segera terbitkan juga Permen itu," katanya. 

Mu'ti menargetkan tahap terakhir kurikulum AI itu bisa rampung sebelum tahun ajaran baru dimulai pada Juli mendatang. Mu'ti berujar penerapan mata pelajaran ini akan dilakukan secara bertahap beriringan dengan pelatihan calon tenaga pengajar. 
"Sehingga guru-guru yang kita latih itulah yang akan ngajar AI dan Coding," katanya. Mu'ti menegaskan AI dan coding bukan mata pelajaran wajib melainkan hanya mata pelajaran pilihan. 

Dalam sebuah forum pertemuan dengan Google di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2025, Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa AI memiliki potensi besar dalam mendukung proses belajar mengajar. Menurut Mu’ti, AI bisa menjadi metode yang menarik dalam pengajaran. Ia mencontohkan seorang guru Bahasa Inggris yang memanfaatkan teknologi ini untuk membuat proses belajar lebih interaktif.

"Selain menjadi sebuah metode yang menarik, kelebihan dari AI adalah bisa memberikan layanan pendidikan yang cepat karena akselerasi. Akses itu bisa diperoleh murid dibanding dengan dia membaca buku,” tuturnya menjelaskan. 

Di sisi lain, kata Mu'ti, rencana ini juga telah didukung penuh oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dalam upaya literasi digital. Kedua kementerian sepakat bersinergi dalam mewujudkan generasi yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk hal-hal positif.

Defara berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |