TEMPO.CO, Jakarta - Apple mengungkapkan bahwa kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menambah biaya operasional mereka sebesar US$ 900 juta atau sekitar Rp 14,9 triliun pada kuartal April hingga Juni 2025. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh CEO Apple Tim Cook dalam pengumuman pendapatan kuartal terbaru perusahaan.
Cook menjelaskan bahwa estimasi ini dibuat dengan asumsi kebijakan tarif global saat ini tetap berlaku hingga akhir kuartal dan tidak ada tarif tambahan yang diberlakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Namun, untuk memberi gambaran, dengan asumsi tarif global, kebijakan, dan penerapannya saat ini tidak berubah selama sisa kuartal dan tidak ada tarif baru yang ditambahkan, kami memperkirakan dampaknya akan menambah US$ 900 juta pada biaya kami,” kata Cook, dikutip dari laporan 9to5Mac, Jumat, 2 Mei 2025.
Apple menyatakan bahwa dampak tarif terhadap bisnis mereka pada kuartal sebelumnya, yakni Januari hingga Maret, masih terbatas karena optimalisasi rantai pasokan dan manajemen inventaris. Namun, pada kuartal berikutnya, perusahaan menghadapi ketidakpastian seiring potensi perubahan kebijakan secara tiba-tiba.
“Untuk kuartal Juni, saat ini kami belum bisa memperkirakan dampaknya secara pasti karena adanya ketidakpastian terhadap kemungkinan kebijakan tambahan sebelum kuartal ini berakhir,” tuturnya.
Cook juga menegaskan bahwa angka estimasi tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk proyeksi kuartal-kuartal mendatang karena ‘ada faktor yang unik’ pada kuartal ini.
Dalam upaya meminimalkan beban tarif, Apple telah memindahkan sebagian besar produksi untuk pasar Amerika Serikat dari Cina ke negara lain. “Untuk kuartal Juni, kami memperkirakan mayoritas iPhone yang dijual di AS akan berasal dari India, dan Vietnam menjadi negara asal untuk hampir semua produk iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods,” ujar Cook.
Sementara itu, Cina akan tetap menjadi basis produksi utama untuk produk-produk Apple yang dijual di luar Amerika Serikat. Namun, untuk produk-produk yang diimpor ke AS dari Cina pada Februari lalu, Apple tetap terkena tarif sebesar 20 persen, serta tambahan tarif 125 persen untuk kategori produk tertentu, seperti AppleCare dan aksesori, yang meningkatkan tarif menjadi setidaknya 145 persen.
Untuk saat ini, sebagian besar produk Apple, seperti iPhone, Mac, iPad, Apple Watch, dan Vision Pro masih belum dikenakan tarif timbal balik standar global yang diumumkan pada April 2025. Pemerintah AS sendiri sedang menyelidiki impor semikonduktor dan perangkat terkait, yang dapat mempengaruhi struktur tarif ke depan.
Cook menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengelola perusahaan dengan pendekatan jangka panjang. “Kami akan terus mengelola perusahaan seperti biasa, dengan keputusan yang matang dan penuh pertimbangan, fokus pada investasi jangka panjang, dan dedikasi terhadap inovasi serta peluang yang diciptakannya.”