Pecalang Perempuan Hadir Mengawasi Pakaian Pengunjung Pura

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menjaga kelancaran upacara adat dan kesucian pura, sejumlah desa adat di Bali mulai melibatkan wanita dalam satuan pengamanan tradisional yang dikenal sebagai pecalang. Kelompok ini dikenal sebagai pecalang istri, dan mulai aktif di beberapa wilayah, termasuk di Pura Luhur Batukaru, Kabupaten Tabanan.

Melansir dari Antara, Ketua Pecalang Istri Pura Luhur Batukaru Ketut Paryati menyampaikan bahwa salah satu tugas utama mereka adalah mengawasi cara berpakaian pengunjung pura agar tetap sesuai norma kesopanan dan tata krama Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mengatur masalah pakaian untuk ketertiban di pura, kami fokus dengan pakaian pada waktu sembahyang karena perkembangan zaman jadi kami tertibkan cara-cara berpakaian yang benar untuk ke pura,” ujarnya di Denpasar, Sabtu, 17 Mei 2025.

Paryati mengatakan, pada awalnya pecalang istri dibentuk untuk membantu pengamanan upacara keagamaan. Kini, kelompok yang sudah beranggotakan 17 perempuan ini juga aktif menegur dan melaporkan pengunjung yang berpakaian tidak sopan kepada instansi terkait. Kehadiran mereka diharapkan menciptakan suasana ibadah yang lebih tertib dan sakral.

Dia juga menyebutkan tidak ada syarat khusus untuk menjadi anggota pecalang istri. Namun mereka harus menyadari bahwa semua anggota bekerja secara sukarela atau ngayah, tanpa mengharapkan imbalan. 

“Saya harap di semua pura khayangan ada pecalang istri untuk menjaga, apalagi sekarang tren di pura ada kerauhan (kesurupan) dibantu pecalang pria malah kena fitnah,” kata dia. Paryati mengungkapkan harapannya agar kehadiran pecalang istri bisa menjadi pelengkap yang penting dalam pengamanan acara keagamaan.

Majelis Desa Adat (MDA) Bali pun memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Ketua MDA Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, menegaskan bahwa keberadaan pecalang wanita sangat penting, khususnya dalam menjaga etika saat pemeriksaan terhadap pengunjung perempuan. 

“Karena kalau dalam memeriksa perempuan-perempuan kan harus ada pecalang istri, supaya tidak ada melanggar etika,” jelas Ida.

Ia berpesan, bila ke depannya semakin banyak yang tertarik menjadi pecalang istri atau membentuk kelompok serupa, maka penting untuk tetap menjunjung tinggi semangat ngayah atau melayani dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Meski begitu, MDA Bali menyatakan bahwa mereka akan mendorong pemerintah daerah untuk memberikan apresiasi atas pengabdian para pecalang, salah satunya melalui pemberian insentif. 

Ia juga berharap, para kepala daerah saat ini dapat memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan pecalang, termasuk pecalang istri, yang menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian adat dan budaya Bali. 

Apa Itu Pecalang

Pecalang atau Langlang merupakan satuan tugas keamanan tradisional masyarakat Bali yang mengemban tugas dan wewenang untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah, baik di tingkat banjar pekraman atau di wilayah desa. Eksistensi pecalang menjadi ciri khas kehidupan masyarakat adat atau desa di kawasan Bali. 

Pecalang memiliki tugas untuk mengamankan dan menertibkan desa, baik terkait aktivitas keseharian masyarakat maupun aktivitas yang memiliki hubungan dengan penyelenggaraan upacara adat atau keagamaan.

Pecalang merupakan kerja pengabdian yang tidak mendapat gaji serta dipilih pengurus adat atau prajuru yang selalu berpegang teguh pada rambu-rambu desa adat dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Saat ini, pecalang bertugas menjadi bagian dari sistem pengamanan lingkungan terpadu berbasis desa adat atau Sipandu Beradat setelah dahulu hanya bertugas menjaga keamanan untuk urusan kegiatan adat.

Pecalang telah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pekraman. Dalam Bab X Pasal 17, dijelaskan bahwa keamanan dan ketertiban wilayah desa pekraman dilaksanakan oleh pecalang. Selain itu, pecalang juga melaksanakan tugas-tugas pengamanan dalam wilayah desa pekraman dalam hubungan tugas adat dan agama. Pecalang diangkat dan diberhentikan oleh desa pekraman berdasarkan paruman desa.

Salsabilla Azzahra Octavia berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Pemprov Bali Tolak GRIB Jaya: Sudah Cukup Ada TNI, Polri, dan Pecalang

Read Entire Article
Bogor View | Pro Banten | | |