CANTIKA.COM, Jakarta - Afgan menelurkan album Retrospektif yang menjadi ruang refleksi personal bagi dirinya. Album ini menghadirkan perjalanan musikal yang merekam proses tumbuh, jatuh, bangkit, hingga akhirnya kembali menemukan suara yang paling jujur. Album ini pun tak sekadar menghadirkan kumpulan lagu, melainkan perenungan atas perjalanan panjang yang telah membentuk dirinya, baik sebagai individu maupun sebagai musisi.
“Setelah bertahun-tahun bereksperimen dan berjalan jauh, gue ingin kembali ke akar yang pernah menumbuhkan gue. Tapi kali ini dengan hati yang berbeda, lebih matang, lebih jujur, dan lebih siap berbagi cerita,” ujar Afgan.
Secara musikal, album ini bergerak di ranah pop dan R&B namun dibalut dengan sentuhan produksi yang lebih hangat dan organik. Proses kreatif Retrospektif melibatkan sejumlah kolaborator yang memberi warna dan kedalaman emosional pada setiap lagu bersama Petra Sihombing, Muhammad Kamga, Iqbal Siregar, Bilal Indrajaya, hingga Rendy Pandugo. Sebagian besar lagu diproduseri oleh Petra Sihombing, sementara dua lagu lainnya digarap oleh Gerald Situmorang dan Rendy Pandugo.
Bercerita tentang proses penggarapannya, Petra Sihombing mengungkap, Afgan datang ke studio tanpa konsep yang kaku. Arah musik justru ditemukan perlahan seiring proses berjalan “Buat gue, menyaksikan seseorang melewati proses pencarian itu adalah hal yang sangat indah. Energi itu yang bikin album ini terasa personal karena kita nggak nunggu inspirasi datang, tapi benar-benar mencarinya bersama,” tutur Petra.
Single pembuka album ini, yaitu Kacamata, lebih dulu mencuri perhatian. Dalam waktu kurang dari satu bulan, lagu tersebut telah diputar lebih dari lima juta kali. Lagu Kacamata sendiri berbicara tentang mengalah yang bukan berarti kalah, tentang mencintai dengan cara yang berbeda, bahkan ketika harus belajar merelakan. Lewat lagu ini, Afgan mengingatkan pendengarnya agar tidak menggantungkan harapan sepenuhnya pada manusia.
Perjalanan emosional berlanjut lewat Misteri Dunia, lagu yang memaknai luka bukan sebagai akhir, melainkan pintu menuju cahaya. Lagu ini mengajak pendengar merangkul pahit dan manis kehidupan, dengan keyakinan bahwa kebahagiaan selalu menunggu di ujung jalan. Sementara itu, Sebentar menangkap firasat kehilangan, tentang hati yang belum siap melepaskan, namun perlahan memahami bahwa takdir tetap berjalan dengan caranya sendiri.
Selanjutnya, lewat lagu Silakan, Afgan berbicara tentang keberanian memilih damai, meski harus pergi dari hubungan yang melelahkan. Lagu Peluk hadir menggambarkan paradoks seorang figur publik yang dirayakan banyak orang, namun sering kali merasa sendiri, kemudian Sampai Jumpa, Afgan memotret perpisahan dari sudut pandang penuh harapan, keyakinan bahwa semesta kadang memisahkan dua orang agar suatu hari mereka benar-benar memahami arti kehadiran satu sama lain.
Nuansa cinta tanpa rencana hadir lewat Tak Ada Rencana, sementara Masa Iya? berkisah tentang pertemuan tak terduga yang membangkitkan rindu lama. Selanjutnya lagu Kepastian berbicara tentang menunggu dengan keyakinan penuh, bahwa hal-hal yang benar-benar berarti selalu layak diperjuangkan. Album ini pun ditutup dengan The One That Got Away, tentang kesadaran yang datang terlambat dan perasaan yang tertinggal.
Lewat Retrospektif, Afgan berharap pendengarnya merasa ditemani dalam perjalanan emosional masing-masing. “Gue pengen orang yang dengerin album ini ngerasa ditemani,” katanya. “Buat gue, Retrospektif adalah perjalanan pulang ke tempat di mana gue pertama kali menemukan makna musik dan jujur sama diri sendiri," tutupnya.
Pilihan Editor: Lupa Daratan, Film Ernest Prakasa Soroti Dinamika Dunia Film yang Nyata
MARVELA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.


















































