CANTIKA.COM, Jakarta - Jelang perilisan Avatar: Fire and Ash pada 19 Desember mendatang, James Cameron dan tim penulis mulai membuka sedikit kisah di balik proses kreatifnya. Mereka mengungkap bahwa cerita film ketiga ini awalnya merupakan bagian dari Avatar: The Way of Water (2023), namun ide-ide tersebut berkembang hingga akhirnya berdiri sebagai film sendiri.
Dalam Avatar: Fire and Ash, Cameron kembali mengajak penonton menyusuri Pandora melalui fase baru kehidupan Jake Sully (Sam Worthington), yang kini sepenuhnya memimpin kaum Na’vi. Di sisi lain, Neytiri (Zoe Saldaña) tetap hadir sebagai prajurit yang teguh membela keluarga dan tanah airnya. Petualangan mereka kali ini pun lebih emosional, penuh tekanan, dan diwarnai aksi yang intens, melibatkan seluruh keluarga Sully.
Salah satu kejutan besar yang akan hadir adalah kemunculan suku Ash atau klan Mangkwan, yang justru memilih berpihak pada Kolonel Miles Quaritch (Stephen Lang). Pilihan naratif ini menjadi langkah baru, berbeda dari dua film sebelumnya di mana Jake selalu berhadapan langsung dengan Sky People.
Dalam Avatar (2009), ia memimpin perlawanan dan di The Way of Water (2023) Jake bekerja sama dengan suku Metkayina untuk menghadapi ancaman manusia. Kini, film ketiga yang akan hadir membuka dinamika konflik yang lebih rumit dan tidak lagi hitam-putih.
Dalam wawancaranya dengan MovieWeb, Cameron menjelaskan bahwa Mangkwan akan tampil jauh berbeda dibandingkan suku-suku Na’vi lainnya yang selama ini, bangsa mereka dikenal hidup selaras dengan alam, menjaga harmoni, dan memegang keyakinan yang berpusat pada keseimbangan agung Pandora melalui Eywa, roh penjaga planet tersebut.
Cameron kemudian mengangkat pertanyaan kunci, tentang apa jadinya jika Eywa tidak lagi menaungi sebuah klan. Menurutnya, kondisi ini seperti anak yang merasa ditinggalkan oleh ibunya. Luka dan rasa kehilangan itulah yang akan membentuk Mangkwan menjadi suku yang keras, penuh kemarahan, dan menjauh dari harmoni yang selama ini melekat pada Na’vi. Pemimpin suku Ash dalam film ini adalah Varang yang diperankan oleh Oona Chaplin. Cameron mengungkap bahwa Chaplin tidak hanya menghadirkan kedalaman emosional pada karakter tersebut, tetapi juga ikut berperan dalam merancang senjata khas Mangkwan, menambah detail otentik pada dunia Pandora.
Avatar: Fire and Ash pun disebut akan menjadi film terpanjang dalam proyek ini, dengan durasi 197 menit atau sekitar 3 jam 17 menit, Cameron menyebut setiap adegan diberi waktu untuk bernapas dan berkembang, tanpa terasa terburu-buru, agar setiap momen memiliki bobot emosional dan visual yang tepat.
Pilihan Editor: Daftar Lengkap Nominasi Golden Globes 2026, Film One Battle After Another Mendominasi
TSABITA SIRLY KAMALIYA
COLLIDER
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.


















































